Rabu, 08 Juni 2011

Sudah Tak Laik Jalan Sopir Ugal-ugalan

(Jakarta, POS KOTA): Kendaraan yang tidak laik jalan ditambah aksi ugal-ugalan pengemudi, membuat angkutan umum ibukota menjadi pencabut nyawa warga. Hal ini beralasan,  mengingat data Dinas Perhubungan DKI Jakarta bahwa 8.428 armada atau 76 persen dari 11.091 angkutan tidak laik lagi masih beroperasi di Jakarta.


Dari jumlah tersebut hanya 2.663 bus yang rutin melakukan pengujian kendaraan bermotor (KIR) secara berkala. Kepala Dishub DKI Jakarta Udar Pristono, mengatakan sebetulnya jajarannya sudah sering menindak bus yang tak taat aturan itu. Milsanya dengan melakukan operasi lapangan di berbagai jalan protokol dengan berpindah-pindah di lima Suku Dinas (Sudin) Perhubungan di DKI Jakarta setiap Selasa dan Kamis dengan melibatkan polisi dan garnisun (militer).

“Setiap dua hari tersebut rata-rata kami mengandangkan sedikitnya 10 angkutan tidak laik jalan,” tegas Pristono, Rabu (8/6). Total sepanjang 2011 sebanyak 600 armada yang telah dikenakan sanksi. Namun pihaknya tidak bisa bertindak terlalu tegas. Pasalnya meski kurang tidak layik jalan, angkutan itu masih dibutuhkan warga. Jika mau ditindak, jangan-jangan semua Metro Mini, Kopaja dan Bus sudah tidak layik lagi.
Lebih lanjut Pristono menjelaskan, terdapat dua aspek dalam menilai ketertiban angkutan. Pertama kelaikan kendaraan dan kedua  perilaku pengemudi. Namun untuk dalam hal ini pihaknya hanya dapat melakukan pengawasan di lapangan. “Untuk pengemudi ugal-ugalan seharusnya menjadi tanggung jawab pengusaha angkutan terkait. Seleksi ketat penerimaan pengemudi sudah selayaknya dilakukan mereka,” ucap Pristono.

Secara terpisah anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nur Afni Sajim, mengatakan bahwa tidak mengherankan jika warga kerap marah dengan aksi pengemudi angkutan umum. Menurut politisi Partai Demokrat ini, kondisi kendaraan yang bobrok dan tidak memenuhi standar keselamatan menjadi faktir utama tersulutnya amarah masyarakat terhadap sarana transportasi umum tersebut. “Masyarakat naik angkutan umum yang demikian karena terpaksa. Jadi jangan heran kalo saat ini banyak masyarakat lebih memilih kredit motor daripada naik angkutan,” tandasnya.

Seperti yang dilakukan warga Kedoya Selatan, Jakarta Barat, kemarin. Sebanyak 24 Kopaja Jurusan Ciledug-Tanah Abang disandera warga setempat di lahan kosong di Jalan Manunggal Lima RT 01/03, Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Aksi ini dipicu peristiwa tertabraknya Wahyulia Triani, 30, oleh  Kopaja P 16 B 7169 NL di Jalan Kedoya Raya, beberapa waktu lalu. Terlebih tersangka sopir Kopaja P 16, Roy Pasaribu yang sempat ditahan polisi malah dibebaskan saat dia mengaku sebagai kernet. Seharusnya pihak kepolisian tidak melepas sopir itu begitu saja.(guruh/B)

0 komentar:

Posting Komentar